Berbagai masalah rumah tangga, pekerjaan, sampai kenakalan anak tak
jarang membuat Anda lepas kontrol dan marah. Bahkan tak jarang,
anak-anak menjadi sasaran kemarahan Anda, entah melalui sikap ataupun
kata-kata kasar yang keluar dari mulut Anda. Hati-hati bila Anda sering
kelepasan bicara seperti ini.
"Kata-kata bisa menjadi sumber inspirasi, tetapi juga bisa melukai
perasaan," ungkap Chick Moorman, penulis buku Parent Talk dan Spirit
Whisperers.
Meskipun anak Anda menimbulkan banyak masalah, sebagai orangtua tak
sepatutnya Anda melontarkan kata-kata yang menyakitkan bagi anak. Efek
dari ucapan kasar tersebut sering kali lebih merugikan daripada yang
Anda bayangkan. Contohnya seperti ini:
1. Kalau nakal, Ibu akan meninggalkanmu di sini.
Anda mengancam dan menakuti anak-anak dengan harapan agar mereka patuh
pada perintah Anda. Perlu Anda ketahui, ketakutan terbesar anak-anak
kecil adalah tersesat sendirian dan merasa tidak aman. Oleh karena itu,
tindakan Anda meninggalkannya sendirian akan menimbulkan trauma bagi
dirinya.
Alih-alih mengancam dan menakuti anak, lebih baik katakan keinginan Anda
dengan baik. Misalnya ketika anak merengek minta mainan, katakan saja
padanya, "Arka, kalau kamu terus merengek seperti itu, kita akan pulang
sekarang. Tapi kalau kamu tidak nakal, kita akan tetap di toko ini dan
memilih belanjaan bersama."
Alternatif lainnya adalah dengan beristirahat sejenak. Kenakalan anak
dan kemarahan Anda mungkin saja merupakan tanda bahwa Anda atau anak
butuh istirahat.
2. Kamu seharusnya malu.
Banyak orangtua yang beranggapan bahwa dengan mengungkapkan hal
tersebut, anak akan malu dan akan mengubah sikapnya sesuai dengan yang
mereka inginkan. Namun, anak kecil belum dapat memahami rasa malu yang
terjadi akibat kesalahan yang diperbuatnya. Oleh karena itu, hal ini
belum tentu langsung berhasil. Jika terlalu sering mengatakan hal ini,
maka mereka hanya akan berpikir bahwa segala sesuatu yang dilakukannya
selalu salah.
3. Seandainya kamu tidak pernah ada
Kalimat ini punya makna: "Ayah dan ibu tidak pernah menginginkanmu."
Karenanya, kalimat ini tidak sepantasnya diucapkan oleh orangtua.
Kalimat ini akan sangat menyakitkan, baik bagi siTautan anak maupun
orang lain yang mendengarnya. Terlepas dari kenakalan yang telah
dilakukan anak, ia hadir karena kehendak Anda dan suami. Maka,
bersikaplah sebagai orangtua yang bertanggung jawab dengan mengasuh dan
mendidik anak dengan baik, bukannya menyalahkannya karena lahir di
dunia.
4. Kamu yang membuat Ibu bercerai.
Tidak ada anak yang menjadi penyebab orangtuanya bercerai. Ketika
kalimat ini diucapkan, maka secara tak langsung Anda membuat anak-anak
menanggung beban emosional seumur hidupnya. Bahkan ketika Anda
menjelaskan dengan penuh kehati-hatian tentang perceraian, anak-anak
akan merasa sangat bertanggung jawab atas keputusan Anda untuk bercerai.
Anak akan beranggapan bahwa jika dia bersikap lebih baik, maka Anda
tidak akan bercerai. Meski tak terucapkan oleh anak, masalah ini sering
jadi masalah yang serius.
5. Kenapa kamu tidak seperti saudaramu yang lain?
Dengan mengatakan hal ini, maka secara tidak langsung Anda membandingkan
anak-anak dengan saudaranya yang lain bahwa anak tidak cukup pintar,
cukup baik, ataupun cepat belajar dibanding saudaranya. Pembanding ini
juga akan meningkatkan persaingan antarsaudara meningkat, yang kelak
akan merusak hubungan persaudaraan dan mengembangkan keterpisahan.
Terima setiap anak dalam keluarga Anda karena mereka memiliki keunikan
dan keistimewaan sendiri. Bantu anak untuk melihat keistimewaan mereka
dengan berfokus pada masing-masing individu tanpa menggunakan
perbandingan.
6. Biar Ibu yang menyelesaikan.
Mungkin, maksud hati ingin membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah
yang sulit dikerjakan. Namun, jika terlalu sering melakukan hal ini,
maka Anda telah mengambil alih pekerjaan anak yang seharusnya bisa
dikerjakannya sendiri. Hal ini justru malah akan melemahkannya.
Mengambil alih pekerjaan anak mungkin bisa menghemat waktu Anda di masa
sekarang, tetapi Anda meninggalkan beban di masa depan karena anak jadi
tak terbiasa mandiri.
7. Ibu bilang begitu, ikuti saja.
Kalimat ini memang terdengar seperti perintah keras bagi anak. Namun,
arti yang terdalam dari kalimat ini adalah, "Saya orang dewasa, dan kamu
anak-anak", atau "Saya pintar, dan kamu bodoh", atau "Saya berkuasa,
dan kamu tidak", atau "Saya yang mengatur, dan kamu yang harus
mengerjakan." Penegasan ini akan menciptakan jurang yang lebar antara
Anda dan anak.
Gaya bicara seperti ini menimbulkan rasa kesal pada anak, bahkan mungkin
rasa benci dan persaingan untuk berebut kekuasaan dalam rumah. Cobalah
untuk menggunakan bahasa yang lebih baik untuk mengungkapkan
ketidaksetujuan anak sehingga mereka lebih menghormati dan mengerti apa
yang Anda rasakan.
#Najmiatul Jannah

0 komentar: