Sunday, October 21, 2012

‘Demam Korea’ yang Patut Diapresiasi

Dalam beberapa waktu belakangan anak-anak muda di Indonesia bagaikan terhipnotis oleh Korea. Lagu-lagu pop negara itu seakan menjadi bagian keseharian mereka.Tidak hanya sekadar menikmatinya, banyak pula di antara anak muda di negeri ini yang meniru gaya anak-anak Korea. Mulai dari tampilan rambut, kacamata dan bahkan kulit.

Di Jakarta, muncul pula grup penyanyi yang mengadopsi kelompok-kelompok tertentu dari negara gingsen tersebut. Ini tentulah adopsi yang membangun. Ya, adopsi yang membangun asal tidak menghilangkan budaya nasional Indonesia.
Di Padang, ‘demam Korea’ juga ada. Tak beda dengan Jakarta atau kota-kota besar lainnya, anak-anak muda daerah ini banyak memilih lagu-lagu pop Korea. Di toko-toko kaset hingga lapak-lapak yang menjual VCD bajakan, lagu-lagu Korea senantiasa terdengar. Bahkan, di warung-warung internet hingga kantor-kantor yang memiliki sarana komputer dan internet, tidak sedikit kaum remaja atau anak muda yang men-download lagu-lagu pop Korea.
Di balik itu, kita tentu juga patut memberi apresiasi kepada anak-anak muda yang tidak sekadar menjadikan aliran Korea sebagai kenikmatan sesaat. Di antara mereka ada yang menjadikan ‘demam Korea’ sebagai sumber inspirasi untuk berbuat yang lebih positif. Satu di antaranya adalah mengikuti kursus bahasa Korea.
Diakui, bahasa Korea bukanlah termasuk bahasa pengantar dalam dunia internasional sebagaimana layaknya bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Bahasa Korea tidak beda dengan bahasa-bahasa negara lain. Ia hanya menjadi bahasa di negara masing-masing.
Walau demikian, bukan tidak mungkin bahasa tersebut menjadi penting ketika anak-anak muda daerah ini mengarahkan pandangan ke Korea untuk kelanjutan kehidupan mereka. Ketika itu terjadi, tidak akan ada lagi kegamangan.
Walau bagaimana Korea adalah negara maju. Bahkan produk otomotifnya telah merambah berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia banyak yang menggandrungi kendaraan bermotor buatan Korea. Percaya atau tidak, negara itu akan terus maju dan berkembang. Ketika lapangan pekerjaan di Indonesia sudah jenuh, jelas generasi muda akan melakukan ekspansi ke negara lain untuk mencari pekerjaan, termasuk ke Korea. Bukan tidak mungkin nanti, banyak perusahaan Korea membutuhkan tenaga kerja Indonesia atau perusahaan Korea yang ada di Indonesia membutuhkan tenaga kerja dengan salah satu syarat mutlak harus bisa berbahasa Korea. Dengan adanya kursus bahasa Korea tersebut, keraguan dan kegamangan para pencari kerja bisa teratasi.
Sekali lagi, apa yang dilakukan oleh sebagian anak-anak remaja Padang tersebut pantas diapresiasi. Karena ini membuktikan bahwa remaja Padang ingin lebih maju dan ingin berpikir global.
Tidak hanya untuk bahasa Korea, semakin banyak anak muda menguasai bahasa negara lain, akan semakin baik dan semakin besar pula peluang untuk menata kehidupan ke depan.
Khusus untuk remaja yang sekadar penikmat aliran musik dan gaya dari Korea, jangan sampai melupakan budaya asli Indonesia. Karena bagaimanapun, budaya asli Indonesia harus ditegakkan dan dilestarikan. Jangan sampai budaya nasional hanya tinggal kenangan dengan sedikit bukti di dalam museum. 


By: Putri Safira
Sumber :http://hariansinggalang.co.id/demam-korea-yang-patut-diapresiasi/

0 komentar: