Thursday, November 01, 2012

INTERNET SEBAGAI PAGAR BUDAYA BANGSA


Akhir Juni 2012 ini tiba-tiba muncul kabar Malaysia mengklaim Tari Tor-Tor dan Gondang Sambilan yang merupakan budaya dari Batak sebagai salah satu kebudayaan mereka. Meskipun akhirnya pemerintah Malaysia menjelaskan bahwa ini hanya kesalahpahaman semata, namun melihat seringnya Malaysia memberikan informasi klaim budaya Indonesia membuat bangsa Indonesia jengah dengan kabar ini. Andai dipikirkan lebih jauh, mungkin ini bukan semata-mata kesalahan Malaysia. Bisa saja karena kita yang tidak terlalu menjaga kebudayaan yang kita miliki.
Budaya sendiri memiliki banyak jenis mulai dari ilmu pengetahuan sampai hasil kesenian. Mendaftarkan masing-masing kebudayaan ini ke UNESCO memang menjadi target Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun hal ini selain membutuhkan waktu yang lama juga memerlukan dana yang tidak sedikit, sedikit berbeda dengan memperkenalkan tempat wisata. Selain lebih sulit untuk diklaim karena memang bersifat fisik, tempat wisata berada di wilayah geografis yang bisa diketahui secara kasat mata. Sementara budaya merupakan sesuatu yang abstrak dan tidak dibatasi oleh dimensi yang jelas. Manusia sebagai subyek budaya itu sendiri yang dapat mengontrolnya.
Kita bisa saja mencegahnya dengan mengklaim lebih awal tentang budaya-budaya yang ada di Indonesia melalui media internet. Loh kog gitu? Yang saya maksudkan disini adalah klaim pribadi kita bahwa kita memiliki budaya tertentu. Kebetulan sedang musim K-pop nih, dan imbas yang paling banyak menyerang kaum muda adalah terbentuknya boyband dan girlband. Walaupun di banyak negara sudah banyak boyband dan girlband seperti ini, namun klaimnya pasti mereka meniru gaya K-pop. Nah Korea sendiri memulai industri ini dengan memanfaatkan media internet. Banyak tayangan televisi baik drama maupun reality show yang diunggah ke internet. Hal ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama dan membutuhkan keseriusan bersama-sama membentuk budaya K-pop. Dari sini budaya K-pop yang memang sudah dari dulu ada dapat mendunia.
Salah satu hal yang membaik di Indonesia adalah bidang pariwisata. Dulu mungkin orang mengira Bali adalah salah satu negara di dunia, sedangkan Indonesia hanya merupakan salah satu kota di Bali. Namun dengan makin banyaknya informasi, Bali dikenal sebagai salah satu tempat wisata yang indah di Indonesia. Dan sekarang mulai banyak pula tempat-tempat wisata baru seperti Raja Ampat dan Lombok. Mungkin kita tidak bisa mendatangi tempat wisata di Indonesia ini satu persatu, namun sekarang sudah banyak website yang menyediakan informasi tempat wisata. Biasanya ini disebarkan oleh komunitas backpacker yang secara aktif mengumpulkan informasi tempat wisata di Indonesia.
Salah satu upaya Malaysia memperkenalkan budaya mereka adalah membentuk suatu taman wisata di daerah Kalimantan untuk menawarkan tempat wisata alam dan budaya yang ada dalam satu tempat. Kalau di Indonesia kita punya Taman Mini Indonesia Indah. Namun kalau kita tidak bisa kesana, internet menjadi salah satu tempat yang menjadi sumber informasi tentang budaya. Namun seperti yang dijelaskan diatas, kebanyakan informasi yang ada di internet adalah tentang tempat wisata. Masih sangat sedikit yang membahas tentang budaya. Disinilah satu peluang untuk klaim budaya kita.
Sebenarnya sudah terdapat beberapa website yang menyediakan informasi budaya di Indonesia. Namun jumlah ketertarikan untuk membahas topik ini masih sedikit. Tulisan yang menjamur di Indonesia lebih banyak membahas SEO, PHP atau hal-hal yang bersifat scam bisnis online. Salah satu website tentang budaya yaitu http://budaya-indonesia.org memberikan banyak sekali referensi tentang budaya apa saja yang ada di Indonesia. Saya yakin website dibuat untuk memberikan informasi dan membagi serta menyebarluaskan ke masyarakat. Tidak ada salahnya membaca dan membaginya kepada orang-orang sesame peselancar dunia maya. Jika hal ini menjadi perbincangan luas di Indonesia sejak awal, akan terbentuk persepsi bahwa budaya atau apa saja yang dibicarakan adalah berasal dan milik Indonesia. Masyarakat internasional juga dapat menikmati informasi yang bersangkutan dan ini akan memberikan barier atau batasan negara lain mengklaim budaya Indonesia sebagai budaya milik negara yang bersangkutan.
ANNE NOVIA DS
sumber:

0 komentar: